Tahun ini saya ditugaskan mendampingi besti untuk mengelola UKS. Hampir setiap hari ruangan kami didatangi siswa yang datang dengan keluhan sakit kepala dan asam lambung naik. Beberapa dari mereka beralasan tidak makan karena sedang diet dan takut gendut.😔😏
Mendengar alasan mereka, saya hanya tersenyum. Saya paling tahu bagaimana rasanya jadi si gendut. Komentar-komentar dengan niat bercanda yang dikemukakan orang tentang berat badan saya. Kata-kata sederhana yang ternyata menusuk hati sering saya dengar. Seolah-olah orang gendut itu adalah orang paling berdosa sedunia.😭
Duduk serba salah karena memakan tempat. Berdiri juga salah karena menghalangi pemandangan. Bahkan sampai bersin pun disangkutpautkan dengan berat badan. Lucu sekali bukan? 😔
Apakah semua itu hanya terjadi saat kita menjadi siswa? Jawabannya tidak Romeo. Sampai kapan pun semua komentar iu akan selalu muncul. Begitu pun yang terjadi pada saya. Maka dari itu saya selalu memberikan semangat untuk semua murid-murid saya terkhusus yang memiliki badan tidak sesuai harapan masyarakat.😑
Apa yang saya lakukan?
Dulu saya tak ambil pusing. saya terlalu nyaman dengan hidup saya. Kenyamanan itu hingga membuat berat badan saya terus bertambah. Kalau ada hal yang membuat saya kesal saya lari pada makanan. Stres membuat saya malah makin semangat makan bukannya malas makan.😲
Apakah saya pernah diet?
Pernah. Dulu saat masih kuliah saya dan sepupu pernah diet. Kami menghilangkan nasi dari menu kami. Kami juga mulai melakukan senam dan jalan-jalan untuk menunjang diet ini. Berat badan saya turun saat itu. Namun tekad saya tidak sekuat sepupu. Saya tidak melanjutkan diet itu dan berat badan saya kembali naik ke semula.😚
Suami saya sering mengingatkan saya untuk berolahraga. Dia juga mengingatkan untuk tidak terlalu banyak mengemil. Saya hanya tersenyum saat itu. Saya terlalu nyaman dengan hidup saya. Saat baju di toko tak bisa saya beli karena ukurannya kurang pas, masih ada mama yang akan membuatkan baju.😍
Namun sekarang kondisi mama sudah tidak sesehat dulu. Mama sudah tidak bisa lagi membuatkan baju untuk saya. Saya sedih dan mulai berpikir. 😫
Tahun ini usia saya 40 tahun. Saya masih belum dikarunia anak. Dan orang juga sering mengaitkan berat badan dengan hal itu. Dulu saya suka merasa sebal. Sekarang tidak terlalu.
Akhir tahun 2024 saya berada di titik terpenat dalam hidup. Yang saya pikirkan saat itu adalah saya ingin jadi ibu. Saya merasa hidup saya kosong dan sepi. Saya terlalu memikirkannya sampai vertigo saya kambuh. 😭
Saya pun berpikir dan berpikir lagi. Saya mulai menerima semuanya. Bukan berarti saya menyerah. Saya hanya tidak ingin terlalu memikirkannya. Saya ingin sehat dan bahagia. Saya ingin menua tanpa membuat banyak orang repot.
Awal tahun 2025 sepupu-sepupu mulai diet. Mereka mulai intermittent fasting (IF). Saya pun memutuskan untuk mencobanya. Saya mulai dengan pola 16: 8. Saya mulai makan pukul 9 pagi dan berhenti makan pukul 5 sore. Saya mulai mengurangi membeli camilan yang mengandung terigu dan gula. Saya juga mulai berolahraga tipis-tipis dengan senam atau jalan kaki.
Apakah ini mudah?
Awalnya terasa agak kewalahan. Apalagi suami sering menggoda dengan membeli makanan kesukaan. Namun kali ini tekad saya sangat kuat. Saya terus berusaha konsisten dengan apa yang saya mulai hingga hari ini.
Adik saya bertanya sampai kapan akan seperti ini? Dengan yakin saya jawab: selamanya.
Saya masih makan nasi dan karbo lainnya meski jumlahnya sedikit. Saya juga masih tergoda dengan cireng dan kerupuk. Saya juga kadang masih malas berolahraga. Namun satu hal yang pasti saya akan terus mencoba dan berusaha.
Apakah komentar-komentar itu berhenti?
Tentu saja tidak. Saya malah dikira langsing karena puasa. Dikiranya berat badan saya turun selama bulan Ramadan. Padahal saya bisa sampai di berat badan yang sekarang ini setelah tiga bulan. Orang lain mungkin tidak tahu seperti apa proses yang saya lalui sampai hari ini. Mereka hanya melihat hasilnya.
Saya tidak ingin pamer dengan apa yang saya jalani sekarang. Saya bukan seorang ahli. Saya hanya mencoba untuk hidup lebih sehat dan bahagia. Saya ingin lebih mencintai diri sendiri. Saya ingin bisa menikmati kembali baju-baju yang ada di toko.
Mengapa baru sekarang?
Mungkin karena sebentar lagi saya 40. Bukankah umur 40 itu it's another 25? 😂🙊
Yang jelas tekadnya lebih kuat di tahun ini. Support systemnya juga lebih kuat sekarang. Suami saya terlihat bahagia karena hampir setiap hari saya memasak. Saat ini saya lebih puas dengan makanan yang dimasak sendiri. Saya berharap tekad ini terus membara hingga saya bisa tetap konsisten dengan apa yang sudah dimulai.
Mari kita cintai diri kita. Mari kita berusaha untuk mencapai kebahagian kita. Mari kita berhenti mengomentari berat badan orang lain. Mari kita biasakan mulut kita untuk berbicara yang baik. Mari kita berikan support system yang baik untuk orang-orang yang kita sayangi. Mari kita ciptakan dunia yang lebih nyaman untuk kita semua.💪😍