Senin, 06 Januari 2025

Antara Aku, Menulis dan Gawai

        Waktu kuliah dulu teman- teman sering menggodaku peternak virus. Tahun 2005 komputer masih nebeng yang ada hanya flashdisk. Internet juga hanya ada di tempat-tempat tertentu. 

       Namun ajaibnya pada masa itu aku bisa menyusun tiga draf novel. Dua draf aku kirimkan ke penerbit dan salah satunya aku masukkan ke ajang lomba menulis Dewan Kesenian Jakarta.  Hampir tiap bulan aku kirimkan juga naskah cerpen ke majalah. Namun tak satu pun yang diterbitkan.

        Meski begitu aku bahagia dan terus mencoba. Pada masa itu duduk seharian di depan komputer adalah salah satu cara mengisi kegabutan. Pada masa itu aku sering membayangkan menulis cerita sambil duduk-duduk di kafe seperti tokoh novel.

         Dulu aku tak ambil pusing saat ada masalah dengan komputer. Sobat-sobatku dari teknik mesin akan siap sedia kurecoki dengan semua permasalahan. Mereka jugalah yang menjuluki aku si peternak virus. Padahal waktu itu aku sudah berteman dengan Mcafee dan Smadav.

      Begitu selesai kuliah aku pulang kampung dan memiliki komputer sendiri. Untungnya saat itu komputerku tidak banyak memiliki masalah. Dua tahun berikutnya aku memiliki notebook dan kubawa setiap hari untuk mengajar karena ukurannya yang seperti buku tulis. Yang satu ini bermasalah di chargernya. Aku sampai 2x ganti charger sebelum akhirnya notebook ini bertukar dengan tab 3.

      Saat punya tab 3 aku berharap bisa memiliki keyboardnya sehingga bisa bekerja seperti laptop. Namun keinginan itu tidak kesampaian. Tab 3 keburu matot. Akhirnya beralih lagi menjinjing laptop. Laptop putih yang kutempeli stiker Hello Kitty. Laptop yang menemaniku menempuh S2 sebelum akhirnya beralih ke laptop milik mama. Kini laptop putihku ku alihkan untuk menemani saudara sepupu yang sedang kuliah.

       Permasalahanku dengan kaptop mama adalah baterai. Setelah beberapa lama akhirnya aku harus merogoh saku untuk baterai baru. Laptop itu pun kembali ke pemiliknya karena aku ingin laptop dengan RAM yang lebih tinggi.

         Sebenarnya yang kuinginkan adalah tab S8 tapi yang kubeli malah si cantik Asus. Laptop cantik yang sangat kusayangi. Laptop yang sekarang sedang membuatku sedih karena layarnya tak menyala. 
         Memang aku jarang menjinjingnya lagi ke sekolah karena sudah ada tab s9. Namun aku masih menggunakannya di rumah untuk mengedit. Mengedit dengan laptop lebih cepat dan mudah, menurutku. Dan di musim hujan aku lebih memilih untuk tidak menjinjingnya ke sekolah.

         Aku memang masih bisa bekerja karena ada tab S9. Namun aku tetap galau tentang laptop cantikku. Sampai tulisan ini dipublikasikan aku masih berada dalam kegalauan. 

Finally 40

 Happy Birthday.... Saenghil Cukhae.... Barakallah Fii Umrik.... Yeay... Akhirnya sampai di usia ini. Dulu pernah berpikiran usia 40 itu sud...